Jumat, 10 April 2015

Materi Bab 12 Manajemen Resiko Keuangan

Manajemen Resiko Keuangan

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolalanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pengelolaan sumber daya alam.
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar.
Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya.
·         Resiko Likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
·         Resiko Kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resiko tidak dapat memenuhi kewajibannya.
·         Resiko Regulasi adalah resiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
·         Resiko Pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
·         Resiko Akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.


  •       Mempertahankan sald kas dalam mata uang local sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.
  •         Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk perusahaan
  •         Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal
  •            Menunda (memperlambat_laggng) pembayaran utang ddalam mata uang lokal
  •            Mempercepata pembayaran utang dalam mata uang asing
  •          Menginvestasikan kelebihan uang tunai kedalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi
  •          Berinvestasi dalam aktiva diluar negri dengan mata uang yang kuat
5. Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
1.    Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Lagi pula, investor dan pihak-pihak berkepentingan lainnya semakin berharap agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan.
·        Manajamen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
·  Manajamen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada resikobisnisnya yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur dapat melakukan lindung nilai resiko suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran. Manfaat yang sama juga tersedia bagi lembaga keuangan.
·    Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi.

2.    Peran Akuntansi
Akuntan manajemen memainkan peranan yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons  risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.

Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
            Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko terdiri atas : 
(1) Mengantisipasi gerakan nilai tukar (kurs)
(2) Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
(3) Perancangan strategi perlindungan yang sesuai dan memadai
(4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.

Peramalan atas Perubahan Kurs
Dalam mengembangkan program manajemen risiko nilai tukar, manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitudo perubahan kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya, manajer keuangan dapat menyusun ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih efisien dan efektif. Informasi yang seringkali digunakan dalam membuat peramalan kurs (depresi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor berikut ini :
a)  Perbedaan inflasi : bukti menunjukkan bahwa laju inflasi yang lebih tinggi di suatu negara, cenderung akan diimbangi dalam beberapa waktu dengan pergerakan dengan nilai yang setara tetapi berlawanan dalam mata uangnya
b)  Kebijakan moneter : suatu peningkatan dalam pasokan uang suatu negara yang melebihi laju pertumbuhan riil hasil keluaran nasional mendorong timbulnya inflasi, yang mempengaruhi kurs.
c) Neraca perdagangan : pemerintah seringkali memanfaatkan devaluasi mata uang untuk menyelesaikan neraca perdagangan yang tidak menguntung (apabila ekspor < impor)
d)  Neraca perdagangan : suatu negara yang menghabiskan (mengimpor) dan berinvestasi lebih banyak di luar daripada yang dihasilkan (diekspor) atau diterimanya dalam bentuk investasi luar negeri akan mengalami tekanan penurunan nilai mata uangnya.
Beberapa point di atas merupakan beberapa faktor yang membantu dalam memprediksikan arah pergerkan mata uang. Selain itu pula, politik sangat memengaruhi nilai mata uang di banyak negara. Respon politik terhadap devaluasi atau revaluasi sering kali menghasilkan pengukuran untuk sementara waktu (temprorer) dan bukan penyesuaian kurs. Pengukuran temporer itu meliputi pajak tertentu, kontrol impor, insentif ekspor, dan kontrol mata uang. Kesadaran politik di suatu negara yang mata uangnya berada dalam tekanan merupakan hal penting. Hal ini akan membantu manajer keuangan untuk mencerna apakah pemerintah akan cenderung melakukan intervensi pasar atau bergantung pada solusi pasar bebas.
  Akuntan harus mengembangkan sistem yang mengumpulkan dan mengolah informasi yang komprehensif dan akurat atas variabel-variabel yang berhubungan dengan pergerakan kurs. Sistem ini dapat mencakup informasi yang disediakan oleh jasa peramalan dari luar, publikasi keuangan yang melacak pergerakan mata uang dan kontak harian dengan dealer mata uang. Pihak-pihak dan institusi yang terkait dengan sistem ini seharusnya sudah online dan berbasis komputer untuk memastikan manajer memperoleh sumber informasi yang paling utama,yang digunakan sebagai dasar peramalan mata uang.

Manajemen Potensi Risiko
Kekurangan sistem peramalan kurs adalah biaya yang terlalu mahal dilakukan, maka manajer keuangan dan akuntan harus harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi risiko.

Menyusun stuktur permasalahan perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihadapi. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko : translasi dan transaksi.

Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.

Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi risiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah. Berdasarkan definisi ini pos-pos neraca dalam mata uang asing yang terpapar risiko kurs adalah pos-pos yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini (bukan kurs historis). Dengan demikian, potensi risiko translasi diukur berdasarkan perbedaan antara aktiva dan kewajiban perusahaan dalam mata uang asing yang terpapar.

Potensi Risiko Positif merupakan posisi yang menggambarkan kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiban terpapar menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Sedangkan, revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi.

Potensi Risiko Negatif merupakan posisi dimana perusahaan memiliki kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Pada kasus inim devaluasi menyebabkan timbulnya keuntungan translasi sedangkan revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.

Potensi Risiko Transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian transaksi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.

Potensi Risiko Akutansi versus Ekonomi
Laporan potensi risiko translasi dan transaksi tidak mengukur potensi risiko ekonomi atau suatu perusahaan. Ini merupakan pengaruh perubahan nilai mata uang terhadap kinerja operasi dan aeus kas masa depan perusahaan.Istilah potensi risik ekonomi menunjukan bahwa perubahan kurs mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan denganmengubah harga masukan dan keluaran perusahaan relative terhadap harga competitor luar negri.
Di sisi lain, sebuah perushaan manufaktur jerman yang menjadi afiliasi sebuah induk perusahaan inggris, yang didirikan untuk melayani pasar jerman, mungkin memiliki potensi risiko translasi yang positif. Apresiasi nilai euro relati terhadap pound akan menghasilkan keuntungan translasi pada saat dilakukan konsolidasi. Jika perusahaan afiliasi jerman tersebut memperoleh seluruh masukan sumber daya dari jerman, potensi risiko ekonomi akan terlihat dapat dilindungi dari risiko kurs, Namun jika sebuah pesaing utama dari jerman memperoleh komponen manufakturnya dari rusia, pesaing tersebut dapat menikmati keuntungan biaya jika nilai rubel relative lebih rendah terhadap euro.
Contoh ini menunjukan bahwa potensi risiko ekonomi atau operasi sedikit terkait atau tidak memiliki kaitan dengan potensi risiko tranlasi atau transaksi. Dengan demikian, pengelolaan atas potensi risiko semacam itu memerlukan teknologi lindung nilai yang lebih bersifat strategis dan bukan taktis. Teknolgi yang lebih baru ini mencakup opsi piihan lindung nilai berikut ini.
Perushaan dapat memilihuntuk lindung nilai structural yang mencakup pemilihan atau relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko potensi usaha secara keseluruhan. Namun demikia, tindakan seperti ini mungkin mengorbankan skala ekonomi yanmg sudah ada, yang dapat mengurangi perkiraan tingkat imbalan usaha.
Sebagai alternatif, induk perusahaan dapata mengambil pendekatan portofolio untuk pengurangan risiko dengan memilih jenis-jenis usaha yang dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi. Dengan demikian, potensi risiko operasi yang dihadapi perusahaan secara keseluruhan dapat diminimalkan. Strategi ini memerlukan pengamatan yang seksama atas hasil operasi masing-masing unit usaha setelah dikorelsi terhadap pengaruh potensi risiki operasi.
Pengukuran potensi risiko operasi yang tepat memerlukan pemahaman struktur pasar dimana perushaan yang pesaingnya melakukan kegiatan usaha, serta pengaruh kurs rill (sebagai kebaikan dari nilai nminal). Pengaruh ini sukar untuk diukur karena potensi risiko operasi yang cendrung berada dalam priode waktu yang lama, ketidakpastian hal dapat diukur atau tidak berdasarkan padaa komitmen secara terbuka, maka akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai fungsi operasi daan priode waktu.

Strategi Perlindungan
Sekali potensi risik kurs yang dihadapi dapat diindentifkasikan, langkah berikutnya adlah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut. Strategi ini mencakup lindung nilai neraca, operassional dan kontraktual.
Lindung Nilai Neraca.
Lindung Nilai Neraca dapat mengurangi potensi risikoyaang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perushaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di Negara yang rentan terhadap devaluasi meliputi:



Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variable_variabel yang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jual ( untuk penjualan yang ditagih dalam mata uang yanag rentan terhadap devaluasi) secara profosional terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor.
Lindung nilai neraca dan operasional bukannya tanpa biaya. Anak perusahaan luar negri berada dinegara yang rentan terhadap devaluasi sering kali didesak untuk meminimalkan saldo modal kerja mereka yang ada didalam mata uang lokal (khususnya kas dan piutang) dan secara bersamaan meningkatkan saldo modal kerja mereka yang ada didalam mata uang lokal.
Lindungi nilai strategis memiliki keterbatasan. Sebagai contoh sebuah strategi adalah untuk mengintegrasikan operasi secara vertical untuk meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan terhadap sumber daya yang sensitive terhadap kurs. Namun demikian serangkaian tindakan ini mengakibatkan perusahaan menghadapi biaya tambahan yang terkair dengan pendirian perusahaan afiliasi luar negribaru dan kerugan potensial sekala ekonomi. Integrasi vertical untuk memerlukan waktu yang cukup lama untuk pelaksanaannya.

Lindung Nilai Kontraktual
Berbagai instrument lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi. Kebanyakan instrument keuangan ini adalah derivative, dan merupakan bukan instrument dasar. Instrumen dasar ini seperti perjanjian kembali pembelian(piutang), obligasi dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik. Instrumen derivative merupakan perjanjian kontraktual yang memberikan hak dan kewajiban khusus dan memperoleh nilainya intrumen keuangan atau komoditas lainnya.
Akutansi untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Pengetahuan atas aturan pengukuran akutansi untuk derivative merupakan sesuatu yang penting ketika merancang suatu strategi lindung nilai yang efektif bagi perusahaan. Unutk memahami pentingnya akutansi lindung nilai, dicontohkan beberapa praktik akutansi lindung nilai yang dasar
Perlakuan akutansi untuk derivative keuangan yang telah diterima secara internasional adalah menetapkan nilai produk menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugian yang diakui sebagai bagian dari laba nonoperasi. Setidaknya di amerika serikat, terdapat pengecualian dalam beberapa kasus jika transaksi memnuhi kriteria lindung nilai yang memadai, mencakup hal-hal berikut:
1.      Pos-pos yang sedang dilindung nilai menimbulkan resiko pasar yang harus dihadapi perusahaan
2.      Perusahaan mendeskripsikan strategi lindung nillai
3.      Perushaan menentukan instrument yang akan di gunakan untuk lindumng nilai
4.      Perushaan mencatat alasannay mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan besar akan efektif dilakukan
Jika kriteria yang memadai tersebut dapat dipenuhi, maka perusahaan dapat menggunakan keuntungan atau kerugian yang diakui dari penilaian produk lindung nilai terhadap nilai pasar untuk menghapuskan keuntungan atau kerugian dari transaksi yang dilindung nilai.

Kontrak Forward Valas
Kontrak forward valas merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang di pertukarkan dengan mata uang domestic, pada suatu tanggal dimasa mendatang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward. Perbedaan antara kurs forward dan kurs spot yang berlaku pada tanggal kontrak forward menimbulkan adanya premium (apabila kurs forward>kurs spot) atau diskon kurs forward<kurs spot).
Masalah akutansi disini adalah apakah premium, diskon, keuntungan atau kerugian atas kntrak mata uang asing harus menerima perlakuan akutansi yang serupa atau berbeda untuk masing-masing yang diidentifikasikan
Future keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak forward. Seperti halnya forward, future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang sudah ditentukan.
Para bendaharawan perusahaan umumnya menggunakan kontrak future untuk mengalihkan perubahan harga kepada pihak lain. Kontrak ini juga dapat digunakan untuk berspekulasi dalam antisipasi pergerakan harga dan untuk memanfaatkan anomaly jangka pendek dalam penetapan harga kontrak future.
Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli(call) menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat ) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadarluasa (eksekusi) yang telah ditentukan.
Untuk membatasi risiko nilai, pembeli dapat memperoleh but call spread. Strategi perdagangan ini mencakup membeli call dan secara bersamaan menjual call yang serupa dengan haga eksekusi yanglebih tinggi. Premium yang dibayarkan atas eksekusi call yang lebih rendah sebagian akan diimbangi dengan jumlah yang diterima dari penjualan call yang lebih berharga lebih tinggi. Profit maksimum yang diperoleh disini sebenarnya adalah angka maksmimum kerugian potensial terhadap selisih (spread) dengan mengabaikan biaya transaksi.
Straddle merupakan penjualan call dan put dalam termin sama.Disni pembuat opsi melakukan pertaruhan bahwa kurs tidak akanberubah banyak selama masa opsi. Pembuat opsi memperoleh pendapatan dari premium yang diterima dari pembuat opsi. Namun demikian, ini merupakan strategi yang berisiki tinggi.Jika kurs berubah dalam jumlah yang cukup sehinggA menyebabkan satu atau kedua opsi tadi dieksekusi, maka potensi kerugianpembuat opsi menjadi tidak terbtas.
Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan ddimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum dan tidak dapat diakses dengan biaya yang relative rendah.
Sebagai hasil dari transaksi swap ini, baik Alpha Corpration dan Beta Company dapat mengaskes dana yang terdapat dalam pasar yang relative tidak dapat dimasuki. Mereka dapat melakukannya tanpa menimbulkan risiko kurs. Dan karena keuntungan komparatif berupa kemampuan meminjam di Negara asal masing-masing, mereka mendapatkan pinjaman dalam mata uang asing dengan biaya yang lebih rendah dari yang seharusnya mereka tanggung.
Perlakuan Akutansi
FASB menerbitkan FAS No.133 yang diklarifikasi melalui FAS 148 pada bulan april 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akutansi untuk transaksi derivative dan lindung nilai. IFRS (dahulu IAS) No.39, yang baru saja direvisi berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akutansi untuk derivative keuangan. Meskipun kedua standar ini memiliki nada yang sama, terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal banyaknya detail tunutnan implementasi
Sebelum standar ini dibuat, standar akutansi glbal untuk pada derivative tidak lengkap, tidak konsisten dan tidak dekembangkan secara bertahap. Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos diluar neraca. Situasi penuh kehati-hatian (caveat emptor) dirasakan oleh para pembaca laporan keuangan yang berupaya untuk mengukur volume dan risik pengguna derivative.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak mengklarisifikasi pengakuan dan pengukuran derivative, masih saja terdpat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallace menyebutkan terdpat 64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar atas risik yang sedang dilindungi nilai dan atas instrument lindung nilai, Ia menyebutkan adanya 4 cara untuk mengukur perubahan dalam niali wajarrisiko yang sedang dilindungi nilai: nilai pasar wajar, penggunaan kurs spot nilai tukar ke kurs spot lainnya, penggunaan kurs forward nilai tukar ke kurs forward nilai tukar lainnya dan penggunaab model penentu harag opsi. Terdapat bnyak cara untuk menghitung perunahan dalam nilai investasi lindung nilai, Akhirnya, perihtunga ini dapat dilakukan baik sebelum atau sesudah pajak.

3.    Lindung Nilai Aset dan Kewajiban yang diakui atau Kesepakatan Perusahaan yang tidak diakui




4. Lindung Nilai Investasi Bersih Dalam Operasional Asing
Kerugian translasi juga muncul jika anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang asingnya meningkat terhadap mata uang induk. Satu cara untuk menurangi kerugian semacam ini adalah dengan membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan keuntungan transaksi yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka, berarti menggunakan keuntungan transaksi yang direalisasikan dari kontrak berjangka untuk mengimbangi tranlasi.
Sebagai contoh, misalkan suatu perusahaan afiliasi luar negeri di Jepang yang mengguraikan tahun kalender AS memiliki posisi kewajiban terpapar bersih sebesar ¥135.000.000 pada tanggal 30 September. Mata uang fungsionalnya adalah dolar. Untuk meminimalkan kerugian translasi yang disebabkan oleh apresiasi yen yang tidak terduga, induk perusahaan AS membeli kontrak berjangka untuk menerima ¥135.000.000 dalam waktu 90 hari dengan kurs berjangka sebesar $0.008570. Kurs pada akhir tahun sebagai berikut:
            Kurs spot 30 September                                               $0.008505
            Kurs berjangka 90 hari pada 30 September     $0.008570
            Kurs spot 31 Desember                                               $0.008640
            Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya, yang dibahas mirip dengan perlakuan untuk kontrak berjangka. Perlakuan akuntansi yang dibahas berdasarkan pada sifat aktivitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
            Sebagai contoh, pengukuran keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan kontrak opsi akan bergantung pada apakah opsi tersebut diperdagangkan pada suatu bursa efek utama atau diluar bursa utama. Penilaian opsi dapat dengan mudah dilakukan jika opsi dicatat pada bursa efek utama. Penilaian akan lebih sulit jika opsi diperdagangkan melalu perantara. Model penentuan harga opsi yang disebut model Black-Scholes dapat digunakan untuk menentukan nilai opsi pada suatu waktu.

6. Pengungkapan
            Sebelum dikeluarkannya standar seperti FAS 133 dan IAS 39, Pengungkapan perusahaan tidak diberitahu kepada pembaca sudah sejauh mana menajemen menggunakan kontrak derivatif. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
·         Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
·         Deskripsi pos – pos yang dilindung nilai.
·         Identifikasi risiko pasar dari pos – pos yang dilindung nilai.
·         Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
·         Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
·         Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar.
·         Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan.

Berikut ini kutipan dari Diskusi dan Analisis Manajemen Coca-Cola.
·  Manajemen Risiko Keuangan
          Perusahaan kami menggunakan instrumen keuangan derivatif terutama untuk mengurangi potensi risiko kami terhadap fluktuasi dalam tingkat suku bunga dan kurs valuta asing yang merugikan dan dalam beberapa hal fluktuasi harga komoditas yang merugikan risiko pasar lainnya.
· Mata Uang Asing
            Kami mengelola potensi risiko mata uang asing yang dihadapi pada tingkat konsolidasi, guna mengimbangi beberapa potensi risiko dan mengambil keuntungan. Perusahaan kami melakukan kontrak berjangka dan collar nilai tukar dan membeli opso mata uang (Euro, Yen) untuk melakukan lindung nilai dalam mata uang asing yang mendominasi. Perusahaan melakukan kontrak berjangka sebagai lindung nilai investasi bersih dalam operasi.

· Nilai Atas Risiko (Value at Risk)
            Perusahaan kami mengawasi potensi pasar uang yang dihadapi dengan menggunakan beberapa sistem pengukuran yang objektif. Perhitungan nilai atas risiko menggunakan model simulasi historis untuk mengestimasikan kerugian potensial masa depandalam nilai wajar instrumen derivatif dan keuangan lainnya yg timbul akibat pergerakan mata uang asing yang merugikan.
· Transaksi Lindung Nilai dan Instrumen Keuangan Derivatif
            Perusahaan kami menggunakan instrumen keuangan derivatif terutama untuk mengurangi potensi risiko terhadap fluktuasi tingkat suku bunga kurs valuta asingyang merugikan. Perusahaan secara formal menentukan dan mendokumentasikan instrumen keuangan sebagai lindung nilai terhadap potensi risiko tertentu serta tujuan manajemen risiko dan strategi untuk melakukan transaksi lindung nilai.
· Manajemen Mata Uang Asing
            Tujuan aktivitas lindung nilai mata uang asing kami adalah untuk mengurangi risiko bahwa arus kas bersih akhir kami dalam dollar AS yang berasal dari penjualan di luar Amerika Serikat dipengaruhi secara negatif oleh perubahan kurs. Perusahaan melakukan kontrak berjangka dengan membeli mata uang euro dan yen untuk melindungi nilai beberapa bagian dari perkiraan arus kas dalam denominasi mata uang asing.
· Sistem Pelaporan
            Sistem pelaporan risiko keungan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen risiko harus memiliki orientasi kedepan. Namun, pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi risiko dan akun-akun keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal. Pendekatan tim merupakan cara yang paling efektif dalam merumuskan tujuan risiko keuangan, standar kinerja, serta sistem pengawasan dan pelaporan.Manajemen risiko keuangan merupakan contoh utama dimana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat berkaitan.

7. Tolok Ukur Yang Sesuai
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan optimal antara pengurangan risiko dan biaya biaya. Maka standar yang sesuai dan digunakan untuk menilai kinerja yang sebenarnya merupakan unsur penting dalam sistem penilaian kinerja man pun. Saat program manajemen risiko valuta asing di buat terpusat, maka yang sesuai digunakan untuk membandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan akan menjadi program yang dapat dilaksanakan oleh manajer-manajer lokal.

Sumber :
https://pipitfrita.wordpress.com/2013/04/11/manajemen-resiko-keuangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar