Sabtu, 26 November 2011

Tugas Softskill 5 ,Tulisan 2

TULISAN 2

J-CO Waralaba Lokal Yang Sukses di Indonesia
Ketika gerai J-CO Donuts & Coffee pertama dibuka pada 26 Juli 2005, banyak yang menyangka bahwa gerai donat ini merupakan waralaba asing. Maklum, sebab saat itu toko donat yang memiliki konsep open kitchen belum ada di Indonesia.
PT. J.CO Donnuts and Coffee didirikan oleh Johnny Andrean yang sebelumnya terkenal sebagai pengusaha salon yang sukses. Tak kurang dari 168 jaringan dan 41 sekolah salon dimilikinya, namun insting sang penata rambut kemudian membawanya terjun ke bisnis makanan. Sejak tahun 2003 ia telah aktif mengembangkan J.CO.
J.CO adalah produk dalam negeri dengan menggunakan konsep dari luar negeri dan disempurnakan dengan modernisasi dan kualitas terbaik. J.CO ditujukan untuk menyerbu pasar asing. Persiapan J.CO membutuhkan waktu yang lama. Selama 3 tahun Johnny Andrean dan timnya mempelajari bisnis donat, mengeksplorasi resepnya serta melakukan riset pasar dan sampling. Johnny meluncurkan J.CO dengan konsep “Apa yang disukainya dan hal ini bisa diterima masyarakat”.
Perkembangan J-CO bisa dibilang sangat pesat. Dua tahun semenjak gerai pertamanya di Supermal Karawaci dibuka, J-CO telah memiliki 24 gerai dan memiliki 2 gerai di luar negeri, satu di Malaysia dan lainnya di Singapura. Tahun ini diperkirakan gerai J-Co akan mencapai 100 gerai.
Johnny memiliki obsesi untuk merek yang ia dirikan ini. Untuk itu, dia pun mau melakukan survey dan riset ke berbagai Negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan berbagai Negara Eropa. Mimpinya adalah menciptakan donat yang sempurna yang diterima lidah dan mendorong gaya hidup modern di perkotaan. Lagi-lagi J-CO juga mendapat sambutan pasar yang luar biasa. J-CO memperlihatkan kecerdasan Johnny memaksimalkan jiwa kreatifnya. Produknya selalu berbeda dari produk lain di kategorinya. Dia berhasil menjadikan produk yang dibesutnya sebagai another product.
Inovasi merupakan sebuah keharusan. Karena itu, dibutuhkan kreatifitas yang tinggi untuk membuat produk yang dibesut selalu tampil segar, ungkap Tina tentang prinsip suaminya.
Johnny menegaskan, hal pertama yang harus dilakukan agar menjadi kreatif dan tetap kreatif adalah memiliki tim yang kreatif dan andal. Tim ini harus diisi orang-orang yang kreatif. Satu orang kreatif tidak bisa apa-apa. Dengan bersama-sama kreatif dan ide-ide kreatif tidak akan pernah berhenti, ungkapnya.
Travelling, menurut Johnny merupakan salah satu cara mengembangkan kreatifitas. Maka, terkadang dia pun mengikutsertakan timnya dalam perjalanan. Kami sering melihat pameran dan show di luar negeri, ujarnya. Selain itu, cara lain yang juga bisa meningkatkan kreatifitas adalah sering melihat gambar-gambar fashion dan tren di luar negeri.
Kreatifitas menurut Gita Herdi Hastarani (Manajer Pemasaran & Komunikasi Grup Johnny Andrean) tidak bisa timbul dari eksekusi satu orang saja. Sehingga, di semua usaha Grup Johnny Andrean selalu diadakan rapat bersama. Tidak hanya dari head office, kami juga mengundang para area manager dari cabang-cabang. Disitu kami brain storming bersama-sama, ujarnya. Dari pertemuan itu, banyak muncul ide dari orang-orang operasional di lapangan selain ide-ide dari kantor pusat.
Tina menambahkan, biasanya setelah mendapat ide, Johnny dan dirinya akan mendiskusikan ide itu bersama dan kemudian membagikan kepada staf agar mereka kembangkan.
Sebagian besar ide kreatif di grup perusahaan tersebut bermula dari pemikiran Johnny, dan lanjutnya, kita mendapatkan ide kreatif dari para staff. Terkadang tengah malam ia mengajak diskusi tentang ide kreatifnya itu.
Johnny adalah orang yang spontan. Sehingga kalau ada ide, langsung ia garap. Dia tidak mau meninggalkan idenya begitu saja. Jadi, ide-idenya sering harus dibahas seketika itu juga ujarnya. Dia banyak berdiskusi dengan orang-orang yang di dekatnya untuk mengembangkan ide menjadi lebih detail. Tatkala ide itu bukan berasal dari dirinya, dia bisa menghubungi orang yang mengusulkan ide itu setiap waktu untuk berdiskusi. Dia tidak pernah membiarkan ide itu mandek di satu titik, maka dari itu dia terus mengembangkannya.
Johnny juga selalu mencatat hal-hal penting. Hal ini sangat berguna dikala dia melakukan pengembangan bisnis dari ide kreatifnya. Akan tetapi, di luar kebiasaannya mencatat itu, sang kolega menyebutkan bahwa Johnny memiliki ingatan yang sangat tajam. Tina menekankan, kunci sukses Johnny adalah sikap selalu senang bekerja, selalu ingin membuat yang terbaik, serta selalu ingin meningkatkan apa yang telah dilakukan dan dibuat agar di masa mendatang jadi lebih baik lagi. Hal ini pula yang menurut Tina selalu ditekankan dalam memotivasi pegawai, sehingga mereka selalu berpendapat apa yang dilakukan sekarang belum sempurna, dan harus disempurnakan lagi. Itulah yang menjadi momentum untuk menjadi lebih baik lagi. Biasanya apa yang menjadi ide itu akan dicoba dulu, karena gagal itu adalah sebuah pelajaran. Melalui kegagalan kami belajar untuk masa yang akan datang. Kami tidak pernah takut gagal. Saya rasa semua orang berhasil juga harus mengalami kegagalan dulu.
Prestasi kesuksesan waralaba lokal ini tak lepas dari peran besar pendiri J-CO yaitu Johnny Andrean. Johnny adalah anak perantauan yang berasal dari Singkawang, Kalimantan Barat. Orang tuanya adalah penjual hasil bumi dan pengelola salon. Johnny berangkat ke Jakarta pada tahun 80-an berbekal ilmu salon dari ibunya dan mampu bertahan hidup dengan mendirikan salon kecil di Jakarta Utara. Bisnis salonnya itu kemudian berkembang menjadi besar dan sangat terkenal. Selain salon, ia juga membeli izin waralaba Breadtalk dan mengembangkannya di Indonesia.
Suatu hari muncul ide untuk masuk ke bisnis donat. Awalnya Johnny hendak menggunakan konsep yang sama dengan BreadTalk, dimana ia membeli hak waralaba dari luar negeri. Namun, donat yang hendak dibeli waralabanya itu ternyata memiliki banyak kelemahan mulai dari bahan baku hingga proses produksi yang kurang menjaga kualitas. Johnny pun berusaha mengembangkan sendiri resep donatnya dan sukses. Ia kemudian mengambil beberapa konsep penjualan donat di luar negeri, mencontoh Eropa untuk penyajian serta mencontoh Jepang untuk urusan display.

Donat-donat buatan Johnny dibuat dengan menggunakan mesin modern, mulai dari adonan, cara memasak hingga pengglasuran dan menutup permukaan donat dengan bahan-bahan yang menjadi ciri-ciri setiap jenis donatnya. Hampir separuh bahan baku diimpor, cokelat dari Belgia dan susu didatangkan dari Selandia Baru. Biji kopi untuk minuman didatangkan dari Italia dan Kosta Rika.
Selain itu, Johnny juga mendatangkan spesialis-spesialis donat dan kopi untuk membuat menu baru dan tak segan mengirimkan tim risetnya ke luar negeri untuk mempelajari resep-resep baru. Untuk pemasaran, Johnny lebih percaya pada kekuatan public relations daripada iklan-iklan mahal di televisi dan Koran.
2) Keuntungan dari usaha Franchise bagi pemilik (franchisor) adalah :
  • Hanya memerlukan modal yang relatif lebih sedikit untuk memperluas usahanya karena outlet didirikan dan dimiliki oleh franchisee dengan modal investasi dan biaya praoperasional ditanggung oleh franchisee. Modal yang diperlukan untuk pengembangan usaha relatif hanya untuk sistem franchise.
  • Franchisor akan lebih mudah dalam mengelola outlet karena franchisee telah mengeluarkan dana investasi yang cukup besar sehingga motivasi franchisee untuk sukses sangat tinggi.
  • Biaya operasional relatif berkurang karena biaya operasional outlet menjadi tanggung jawab franchisee.
  • Posisi tawar menawar (bargaining position) dengan supplier maupun dalam hal pemasaran semakin tinggi apabila memiliki cabang lebih banyak dibandingkan jika hanya memiliki satu atau dua outlet saja.
  • Sebagai pemberi waralaba (franchisor) akan menerima royalti fee dan imbalan lainnya yang dibayarkan oleh franchisee walaupun jumlahnya tidak terlalu besar tetapi jika dikaitkan dengan pembukaan outlet yang banyak dan dikaitkan dengan resiko usaha yang ditanggung maka tingkat pengembalian investasi bisnis waralaba cukup tinggi.
3) a. Dampak Positif Franchising bagi Perkembangan Ekonomi di Indonesia
  • Menambah income dengan tarif pajak yang lebih besar
  • Memberikan peluang bagi usaha menengah untuk berkembang lebih pesat
  • Memicu pesatnya perputaran uang
b. Dampak Negatif Franchising bagi Perkembangan Ekonomi di Indonesia
  • Memperkecil ruang gerak perekonomian
  • Menekan usaha-usaha kecil

Sabtu, 19 November 2011

Tugas Softskill 5 ,Tulisan 1

TULISAN 1

Cara Membangun Perusahaan ada 3, yaitu :
1. Membeli Perusahaan Yang Telah Dibangun
Alasan seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain risiko lebih rendah, lebih mudah dan memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang bias ditawar.
Membeli perusahaan baru sedikit risikonya, karena kemungkinan gagal lebih kecil, sedikit waktu, dan tenaga kerja yang diperlukan. Disamping itu, membeli perusahaan yang sudah ada pun memiliki peluang harga yang relatif lebih rendah dibanding merintis usaha baru. Namun demikian bahwa membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung kerugian baik internal maupun eksternal.
Tidaklah mudah untuk membeli perusahaan-perusahaan yang sudah ada. Seorang wirausaha yang akan membeli perusahaan selain harus mempertimbangkan berbagai keterampilan, kemampuan dan kepentingan pembelian perusahaa tersebut, pembeli juga harus memperhatikan sumber-sumber potensial perusahaan yang akan dibeli, diantaranya :
a) Pedagang perantara penjual perusahaan yang akan dibeli.
b) Bank investor yang melayani perusahaan.
c) Kontrak-kontrak perusahaan seperti pemasok, distributor, pelanggan dan yang lainnya yang erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan dibeli.
d) Jaringan kerja sama bisnis dan sosial perusahaan yang akan dibeli
e) Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan oleh perusahaan yang akan dibeli
Contoh perusahaan :
1. PT Indosat (dibeli oleh Qatar Telecom)
2. PT Sigma (dibeli oleh PT Telkom Indonesia)
3. PT Fren (dibeli oleh SMART Telkom)
2. Memulai Perusahaan Baru
Untuk memasuki dunia usaha (business) seseorang harus berjiwa wirausaha, Untuk memulai usaha seorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan, meliputi :
1. Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta menyajikannya.
2. Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
3. Kemampuan Finansal, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
4. Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara, dan mengembangkan relasi, serta kemampuan komunikasi dan negosiasi.
Dalam memasuki area bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan.
Untuk memulai usaha harus diawali dengan ide, langkah berikutnya adalah mencari sumber dana dan fasilitas baik barang maupun orang. Sumber dana tersebut adalah berasal dari badan-badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana. Tentu saja, barang dan jasa yang akan dijadikan objek bisnis tersebut harus memiliki pasar.
Oleh karena itu, mengamati peluang pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa akan mudah laku dan segera mendapatkan keuntungan.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang hars diperhatikan :
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang dipilih
3. Tempat usaha yang akan dipilih
4. Organisasi usaha yang akan digunakan
5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
6. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
Contoh Perusahaan :
1. Usaha Taxi (Jasa Transportasi)
2. Usaha Pabrik Tahu/Tempe (Makanan)
3. Usaha Restoran Sea Food (Ikan, Udang, Cumi, Kepiting)
4. Usaha Bengkel Sepeda Motor (Jasa Bengkel)
3. Membeli Hak Lisensi (Waralaba atau Franchising)
Waralaba dalam bahasa Inggris adalah Franchising. Waralaba adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud Waralaba ialah Suatu system pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, system, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu dan meliputi area tertentu.
Waralaba biasanya digunakan oleh orang yang mau terjun ke dunia bisnis tapi belum punya pengalaman sama sekali namun sudah memiliki modal untuk membuka usaha, hal ini disebut Franchisee. Sedangkan orang yang memiliki usaha waralaba atau franchise adalah Franchisor.
Dalam kerja sama Franchising, perusahaan induk memberikan bantuan manajemen secara kesinambungan. Keseluruhan citra, pembuatan, dan teknik pemasaran diberikan kepada perusahaan franchisee.
Dasar hukum dari penyelenggaran franchising adalah kontrak antara perusahaan franchisor dengan franchisee. Perusahaan induk dapat saja membatalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja sama tersebut melanggar persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.
Contoh-contoh usaha yang diwaralabakan adalah :
1. Bidang Makanan/Minuman
· Nasional : Kebab Turki Baba Rafi, J-CO, Klenger Burger, Papa Ron Pizza, CFC, Ayam Bakar Wong Solo, Semerbak Coffee, dsb.
· Internasional : KFC, Mc Donald, Starbuck Coffe, Burger King, Bread Talk, A&W
2. Minimarket
· Nasional : Alfamart, Indomaret, Yomart
· Internasional : Circle K
3. Supermarket
· Nasional : Hypermart
· Internasional : Carrefour, Giant, Lotte

Sumber :

Selasa, 18 Oktober 2011

Tugas Softskill 4 , Pengantar Bisnis

Etika Bisnis adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh perusahaan sebagai acuan perusahaan, manajemen, dan karyawannya untuk berhubungan dengan lingkungannya baik internal maupun eksternal. Dalam pelaksanaan, perusahaan dan segenap karyawannya berpedoman kepada Etika Bisnis berikut :

1. HUBUNGAN DENGAN REGULATOR : TUNDUK PADA HUKUM YANG BERLAKU
  • Perusahaan selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran terhadap regulator
  • Perusahaan dan segenap karyawannya tunduk dan mematuhi hukum, perundangan dan peraturan bisnis yang berlaku.
2. HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS

Perusahaan dan seluruh karyawan harus bertindak secara professional, jujur, adil dan konsisten dalam memberikan pelayanan kepada stakeholders (pelanggan, mitra kerja, pemegang saham, kompetitor dan masyarakat)

a. Menjaga Hubungan Dengan Pelanggan

Untuk itu perusahaan dan karyawan berkewajiban :

1) Memberikan informasi secara jelas dan mudah dimengerti tentang hak dan kewajiban pelanggan sebelum kontrak berlangganan ditandatangani kedua belah pihak.
2) Memenuhi hak-hak pelanggan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan yang telah dijanjikan.
3) Menyediakan dan mengelola media kontak pelanggan (loket pengaduan, telepon pengaduan, kotak pos pengaduan, email) sehingga memudahkan pelanggan untuk menyampaikan keluhan, feedback serta mencari informasi tentang produk/jasa


b. Membangun Sinergi Dengan Mitra Kerja

Untuk menjaga hubungan yang baik terhadap mitra kerja maka Perusahaan dan karyawan diharapkan bertindak sebagai berikut :

1) Perusahaan berkewajiban memberikan peningkatan skill, kompetensi, dan pelatihan tentang produk/jasa, prosedur layanan dan etika pelayanan kepada agen, re-seller dalam rangka memberikan pengetahuan produk/layanan (product knowledge) sehingga dapat megurangi komplain pelanggan
2) Dalam pengadaan barang dan jasa, perusahaan selalu melakukan cara yang fair, transparan dan dapat dipertanggung-jawabkan dengan melibatkan calon pemasok/rekanan yang memiliki reputasi yang baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3) Dalam melakukan pemilihan mitra usaha, perusahan melakukan seleksi dan evaluasi secara obyektif terhadap kualitas, kuantitas, biaya dan waktu penyerahan memberikan manfaat kepada perusahaan

c. Memaksimalkan Profit ke Pemegang Saham

Dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukan, Perusahaan selalu berusaha menjaga dan meningkatkan nilai usaha sesuai dengan harapan pemegang saham. Perusahaan selalu berusaha menghormati hak-hak pemegang saham sebagaimana daitur dalam Undang-undang, Ketetapan Pasar Modal serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.

d. Persaingan Yang Sehat Dengan Kompetitor

Dalam iklim persaingan yang semakin kompetitif, usaha-usaha untuk mendapatkan informasi tentang bisnis kompetitor (pesaing) yang akan digunakan untuk evaluasi, komparasi, penentuan strategi pemasaran dan perencanaan adalah hal yang wajar dan diperbolehkan.

Namun demikian, upaya mendapatkan informasi dari kompetitor atau pihak lain harus dilakukan dengan cara jujur dan diambil dari sumber yang sah. Perusahaan dilarang mendapatkan informasi dengan cara ilegal dan tidak etis antara lain melalui spionas, penyadapan atau pencurian

e. Tanggung Jawab Sosial dan Masyarakat

Perusahaan menempatkan program Good Corporate Citizenship (GCC) sebagai salah satu dari program prioritas perusahaan. Dalam mengemban tanggung jawab sosial dan pengabdian kepada masyarakat Perusahaan melakukan :

1) Perusahaan mebangun dan membina hubungan yang serasi dan harmonis serta memberi manfaat kepada masyarakat sekitar tempat usaha perusahaan. Pemberian sumbangan uang, barang atau cinderamata sebagai kontribusi sosial Perusahaan harus mendapat persetujuan pihak manajemen
2) Perusahaan berusaha mendorong munculnya perasaan ikut memiliki bagi masyarakat sekitar perusahaan dengan tujuan agar masyarakat turut menjaga aset perusahaan
3) Dalam kegiatan usahanya, perusahaan senantiasa berusaha mengurangi seminimal mungkin dampak terhadap lingkungan hidup misalnya dalam penggalian alur/jalur kabel dan penggunaan frekuensi.

f. Hubungan Perusahaan dengan Karyawan

1) Perusahaan menghormati hak asasi karyawan serta hak dan kewajiban karyawan berdasarkan peraturan perusahaan dan kesepakatan dalam Perjanjian Kerja Bersama
2) Perusahaan memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan umur, suku, bangsa, agama dan gender
3) Perusahaan memperlakukan karyawan sebagai sumber daya yang berharga
4) Memberikan jaminan perlindungan hukum kepada pegawai dalam kaitannya dengan tugas-tugas di perusahaan
5) Menyediakan lingkungan kerja yang nyaman dan memberikan jaminan kesehatan bagi karyawan dan keluarga

3. MENERAPKAN PERILAKU PERSAINGAN YANG SEHAT

Dalam menjalankan bisnis, Perusahaan akan selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan akan melakukan praktek-praktek usaha yang jujur, fair dan seimbang sesuai dengan Undang-Undang No 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat






Sumber : Keputusan Direksi TELKOM KD.43.2006 tanggal 27 Juli 2006

Selasa, 11 Oktober 2011

Tugas Softskill 3, Pengantar Bisnis

1. Apa yang dimaksud dengan Perusahaan?

Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasi dan dijalankan sebagai organisasi produksi yang tujuannya untuk menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan

2. a. Apa yang dimaksud dengan Tempat Perusahaan dan Letak Perusahaan?

* Tempat Perusahaan adalah yang terkait dengan lokasi tempat perusahaan itu beroperasi dengan pertimbangan kelancaran hubungan dengan perusahaan lainnya atau instansi

* Letak Perusahaan adalah terkait dengan lokasi tempat produksi atau kegiatan fisik dari produk perusahaan tersebut.

b. Apa perbedaan dari kedua kata tersebut?
Tempat Perusahaan : bisa terletak di kota atau daerah mana saja tapi biasanya berlokasi dipusat bisnis seperti Jakarta

Lokasi Perusahaan : Harus terletak di di tempat produk itu dihasilkan atau diolah

c. Sebutkan contoh nama perusahaan dari kedua nama tersebut ! (min.5)

Contoh Perusahaan berdasarkan Tempat Perusahaan
* PT PLN bertempat di Jakarta
* PT TELKOM INDONESIA bertempat di Bandung
* PT INKA bertempat di Madiun
* PT DJARUM bertempat di Kudus
* PT POS INDONESIA bertempat di Bandung

Contoh Perusahaan berdasarkan Letak Perusahaan
* PT Semen Padang
* PT Freeport Indonesia, Kota Timika
* PT Tambang Bukit Asam, Muara Enim
* PT Kaltim Prima Coal, Kota Balikpapan
* PT Pupuk Sriwijaya, Kota Palembang




Sumber:
#digital books, gunadarma
#google.co.id

Sabtu, 01 Oktober 2011

Tugas Softskill 1, Pengantar Bisnis

1. Mengapa Anda memilih jurusan Akuntansi?

Karena saya memiliki minat di bidang Akuntansi dan saya kurang tertarik pada ilmu eksakta yang perhitungannya cenderung lebih sulit dan rumit. Ilmu Akuntansi kelihatannya memang lebih sederhana dibandingkan ilmu eksakta dan ilmu teknik lainnya, tetapi harus diingat bahwa akuntansi membutuhkan ketelitian yang tinggi karena pada dasarnya Akuntansi adalah ilmu perhitungan dan pencatatan. Oleh sebab itu tidak ada alasan untuk meremehkan ilmu Akuntansi. Alasan lain saya memilih akuntansi adalah lapangan pekerjaan yang luas. Hampir semua bidang baik di perusahaan besar atau pun kecil membutuhkan tenaga kerja dalam bidang Akuntansi.

2. Mengapa Anda perlu belajar Bisnis?

Karena dengan bisnis dapat menjadi sumber penghasilan utama seseorang atau bisa jadi sebagai sumber penghasilan tambahan seseorang. Contohnya saja adalah wiraswasta yang membuka usaha rumah makan dapat menghidupi keluarganya dengan penghasilan dari bisnis tersebut. Contoh lain adalah pensiunan pegawai negeri dapat memperoleh penghasilan tambahan untuk kebutuhan keluarganya dari warung kecil yang ia bangun. Maka dari itu, siapa pun seharusnya memiliki jiwa bisnis karena lapangan pekerjaan semakin terbatas jumlahnya dan jika seseorang tidak berpikir praktis hal ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran di negara ini. Oleh karena itu sebaiknya kita mempelajari bisnis sebagai alternatif sumber penghasilan sekaligus menyerap tenaga kerja guna membantu pemerintah mengurangi tingkat pengangguran di bangsa kita ini.